By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Tuesday, 1 July 2025

Wawasan eksklusif, data, dan analisis untuk para NEGARAWAN

Jelajahi Sekarang
Logo Berita X
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Berita Terkini
  • Pilihan Editor
  • Kategori Berita
    • Agama
    • Berita Terkini
    • Ekonomi
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Internasional
    • Kriminal
    • Pemerintah
    • Pendidikan
    • Seputar Pajak
    • Sosial
    • Teknologi
Font ResizerAa
  • Internasional
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Seputar Pajak
  • Agama
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Sosial
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
Font ResizerAa
Berita XBerita X
  • Berita Terkini
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Pemerintah
  • Teknologi
Cari Artikel
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Berita Terkini
  • Ekonomi
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Pendidikan
  • Kriminal
© 2025 beritax.id - All Rights Reserved.
Berita X > Blog > Pemerintah > Jamaah “Munafik” Maiyah: Saat Konsep Tata Negara Cak Nun Dianggap Ngibul
Pemerintah

Jamaah “Munafik” Maiyah: Saat Konsep Tata Negara Cak Nun Dianggap Ngibul

Diajeng Maharani
Last updated: June 24, 2025 8:54 am
By Diajeng Maharani
Share
4 Min Read
Jika konsep ketatanegaraan Cak Nun hanya dianggap ‘ngibul’, maka pertanyaannya: siapa sebenarnya yang tidak siap dengan cahaya?
SHARE

Oleh: Rinto Setiyawan
Ketua Umum IWPI, Anggota Majelis Tinggi Partai X, Wakil Direktur Sekolah Negarawan X Institute

“Jika konsep ketatanegaraan Cak Nun hanya dianggap ‘ngibul’, maka pertanyaannya: siapa sebenarnya yang tidak siap dengan cahaya? Apakah rakyatnya yang gelap, atau jamaahnya sendiri yang menyelimutinya?”

beritax.id – Di tengah hiruk-pikuk bangsa yang kehilangan arah, saya justru menemukan petunjuk paling terang dari sosok spiritualis dan budayawan, Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun. Gagasan beliau tentang konstitusi langit, kerajaan meritokratis, dan bangsa berdaulat penuh sebagai pancer bukan sekadar retorika panggung, tapi fondasi peradaban baru yang begitu berani dan otentik. Tapi anehnya, ketika konsep ini mulai diwujudkan secara struktural oleh para muridnya sendiri, justru penolakan datang dari lingkar dalamnya, dari sebagian Jamaah Maiyah itu sendiri.

Dalam Islam, kita mengenal tiga golongan umat:

1. Golongan Kafir

Ini adalah mereka yang terang-terangan menolak kebenaran. Bila disandingkan dengan konteks Maiyah, ini adalah orang-orang di luar lingkar Maiyah yang memang sejak awal tidak pernah mengakui kebenaran atau relevansi gagasan Cak Nun tentang sistem ketatanegaraan baru. Mereka skeptis, sinis, bahkan mencemooh.

Namun menariknya, golongan ini justru tidak berbahaya. Karena penolakannya terang, dialog masih mungkin terjadi, bahkan tak jarang, sejarah mencatat golongan ini bisa berbalik lebih cepat menjadi orang yang beriman, jika kesadaran itu datang dengan jujur.

2. Golongan Mukmin

Mereka inilah yang percaya dan meyakini bahwa konsep yang digagas Cak Nun bukan hanya mungkin, tapi layak diperjuangkan dan dibumikan. Bukan sekadar pengagum, tapi para pelaksana gagasan, pembawa obor, perancang sistem, penyusun draft, penyebar cahaya. Mereka adalah golongan pertama dalam tulisan saya sebelumnya, mereka yang optimis dan bergerak.

You Might Also Like

Target Kemiskinan Tinggal 5 Persen, Tapi Rakyat Masih Ngemis, Partai X Ingatkan Fakta di Lapangan!
Pemakzulan Gibran Diusulkan, Partai X: Kalau Sah dan Elegan, Kenapa Pejabat Langsung Panik?
Pemilu Serentak Dibilang Hemat, Ternyata Boros: Partai X Tanya, Apa yang Dihitung Biaya atau Demokrasi?
Cari Uang Makin Sulit, Salon dan Pijat Sepi: Partai X Tanya, Di Mana Bukti Ekonomi Bangkit?

3. Golongan Munafik

Inilah golongan yang paling berbahaya. Mereka ada dalam lingkar, bahkan mungkin di barisan depan. Ucapannya tampak mendukung, tetapi hatinya ragu, penuh cemooh diam-diam. Di depan mengangguk, di belakang mengejek. Di panggung memuji, di forum pribadi menyebut “gagasan ini mustahil,” “Cak Nun itu utopis,” “ini semua ngibul.”

Mereka bukan penentang luar, tapi penentang dalam. Mereka yang jika tidak hati-hati, akan menjadi virus yang merusak dari jantungnya sendiri.

Saya menulis ini sebagai refleksi, bukan sebagai penghakiman.

Saya menyaksikan sendiri bagaimana sebagian dari mereka yang duduk bersama Cak Nun, yang bahkan menyebut dirinya sebagai “pewaris semangat Maiyah”, justru menjadi pembunuh paling halus terhadap cita-cita beliau.

Saat saya dan rekan-rekan seperti Prayogi dan Azizah menyusun konsep ketatanegaraan baru berdasarkan tafsir, nilai, dan narasi yang disampaikan Cak Nun bertahun-tahun di forum Maiyah, ada yang malah sinis dan menyebut “visi seperti ini mustahil.” Bahkan ada yang menyindir bahwa rakyat tidak mungkin bisa berdaulat. Bukankah itu berarti secara tidak langsung mengatakan bahwa Cak Nun sedang ngibul?

Maiyah Bukan Sekadar Komunitas Reflektif

Maiyah seharusnya bukan sekadar forum sambat dan tafakur. Ia adalah pasukan jantung, kata Cak Nun sendiri. Maka tugas kita bukan hanya merenung, tapi bertindak membangun arsitektur baru negeri ini.

Jamaah Maiyah tidak boleh terjebak dalam kemunafikan intelektual. Jangan sampai mulutnya berkata “Cak Nun itu guru bangsa,” tetapi tindakannya justru mematikan ide-ide beliau secara sistematis—dengan dalih “realitas”, “politik praktis”, atau “keraguan teknis”.

Penutup: Mari Kita Pilih

Dalam perenungan ini, saya hanya ingin mengajak kita semua terutama sesama jamaah Maiyah untuk jujur kepada diri sendiri:

Apakah kita termasuk golongan kafir yang terang-terangan menolak?
Atau golongan mukmin yang siap bertindak?
Atau justru golongan munafik, yang menjilat cahaya dengan mulut tapi menusuknya dengan keraguan?

Karena sesungguhnya, jika negara ini ingin berubah, bukan hanya pemimpinnya yang harus berani. Tapi rakyatnya, termasuk kita para jamaah spiritual—juga harus siap menjadi penerima amanat langit.

Rinto Setiyawan
Ketua Umum Ikatan Wajib Pajak Indonesia (IWPI)
Anggota Majelis Tinggi Partai X
Wakil Direktur Sekolah Negarawan X Institute

TAGGED:Berita Trending
Share This Article
Whatsapp Whatsapp Email Copy Link Print
Previous Article Cak Nun, Sang Peretas Kebodohan dan Kemunafikan Bangsa
Next Article Profesi Hukum Dianggap Krusial, Partai X: Penting, Asal Tak Jadi Penjaga Kepentingan Pejabat Saja!

Berlangganan Newsletter

Berlanggananlah buletin kami untuk segera mendapatkan artikel terbaru kami!
XFollow
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
WhatsAppFollow

Top News

Pemerintah

Danantara, Proyek Besar Tanpa Kontrol? Partai X Pertanyakan Transparansi

February 24, 2025
Ekonomi

Bank Emas Prabowo: Solusi Ekonomi atau Kontroversi Baru?

February 24, 2025
Berita Terkini

“Indonesia Gelap” dianggap Reaksi Kaget Rakyat Soal Kebijakan, Partai X: Prabowo Harus Dengarkan Aspirasi!

February 24, 2025
Ekonomi

Heboh Seruan Tarik Dana dari Bank Karena Danantara, Partai X Soroti Transparansi

February 24, 2025

You May also Like

Ekonomi

Menu MBG Cuma Bahan Mentah, Partai X: Jangan Cuma Kenyang Konten, Tapi Kosong Gizi!

June 20, 2025
Pemerintah

Kepercayaan pada Danantara Dipertaruhkan! Partai X: Benarkah Pemberantasan Korupsi Jadi Kunci?

March 15, 2025
Pemerintah

Pemerintah Siapkan THR Pekerja Lepas, Partai X Tanya: Dananya dari Mana?

March 7, 2025
Gaya Hidup

Gaya Hidup Sederhana Hakim Diapresiasi, Partai X: Semoga Tak Hanya Gaya, Tapi Juga Tegas Hukum Tanpa Pandang Kuasa!

May 28, 2025
Show More
  • Berita Lain:
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Hot
  • Politics
  • Renewable Energy
Logo Berita X

Membaca Masalah, Menyajikan Solusi untuk Negeri: Sajian berita terbaru hari ini seputar politik,
hukum, kriminal, olahraga, otomotif, hingga teknologi, di Indonesia dan dunia.

Youtube Instagram X-twitter

Tentang Legalitas

Nama : PT PENERBITX INDONESIA JAYA
Nomor AHU : AHU-010653.AH.01.30.Tahun 2025
Alamat :  Muara Sarana Indah C- Jetis, Malang , Jawa Timur 
Contact Person  : 0816-633-250

  • Beriklan dengan kami
  • Privacy Policy
  • Cookie Policy
© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.