beritax.id – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa situasi ekonomi global sedang tidak stabil. Ia menyoroti gejolak pasar keuangan sebagai dampak dari kebijakan proteksionis Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump. Salah satu indikator paling mencolok adalah anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat turun lebih dari 9 persen pada Selasa, 8 April 2025.
Dalam pidatonya di acara Sarasehan Ekonomi di Menara Mandiri, Airlangga mengakui bahwa dunia kini dalam kondisi yang guncang. Ia juga menyinggung fluktuasi nilai tukar rupiah, penurunan harga berbagai komoditas, dan meningkatnya risiko resesi global.
“Trade policy uncertainty tinggi, gejolak pasar uang, pelemahan mata uang, retaliasi tarif, dan gangguan rantai pasok global,” ujar Airlangga.
Partai X Ingatkan: Rakyat Butuh Kepastian, Bukan Sekadar Statistik
Menanggapi hal tersebut, Direktur X-Institute sekaligus Anggota Majelis Tinggi Partai X, Prayogi R Saputra menegaskan bahwa pengakuan pemerintah soal krisis global tak boleh berhenti sebagai retorika di forum elite. Menurutnya, rakyat justru makin gelisah karena kenyataan ekonomi di lapangan belum memberi ruang bernapas.
“Kalau pasar guncang, pemerintah wajib bertindak konkret, bukan hanya bilang ‘dunia tidak baik-baik saja’, lalu rakyat diminta tetap tenang,” ucap Prayogi.
Ia menyoroti bahwa laporan kenaikan harga kebutuhan pokok, keterbatasan akses kredit usaha mikro, dan ketidakpastian lapangan kerja sudah lebih dulu menghantam masyarakat bawah. Namun, narasi pemerintah masih berputar pada optimisme makro yang tak membumi.
Partai X mempertanyakan di mana letak perlindungan negara saat indeks runtuh dan harga bahan pokok naik. Ketika pemerintah sibuk bicara soal yield treasury dan cadangan devisa, masyarakat kecil justru dihadapkan pada pengeluaran yang terus meningkat.
“Rakyat tak bisa belanja pakai istilah ‘resiliensi ekonomi’. Yang dibutuhkan rakyat adalah kepastian hidup, harga wajar, dan akses kerja yang nyata,” tambahnya.
Menurutnya, ketahanan ekonomi nasional bukan diukur dari pidato pejabat, melainkan dari dapur rakyat yang tetap bisa menyala setiap hari.
Kebijakan Harus Mengarah ke Solusi Berkeadilan
Partai X mendesak agar pemerintah tidak lagi menunda langkah konkret untuk mencegah dampak resesi global terhadap rakyat kecil. Insentif untuk pelaku UMKM, pengendalian harga bahan pokok, dan perlindungan terhadap petani serta nelayan harus jadi prioritas.
“Kalau ekonomi global guncang, maka yang pertama terkena adalah lapisan paling bawah. Jangan biarkan rakyat menunggu uluran tangan yang tidak kunjung datang,” tegas Prayogi.
Sebagai yang berkomitmen pada prinsip keberpihakan terhadap rakyat, Partai X mengingatkan bahwa pemerintah punya tiga tugas utama: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Dalam kondisi seperti sekarang, ketiganya harus dijalankan secara berimbang.
“Rakyat butuh kepemimpinan yang hadir dengan solusi, bukan sekadar memberi pengumuman tentang masalah,” kata Prayogi menutup pernyataannya.
Partai X mengajak publik untuk tetap waspada, kritis, dan menuntut tanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas dan keadilan ekonomi.
Dalam badai global, kapal besar bernama Indonesia harus punya nahkoda yang tak sekadar bicara angin, tapi mampu mengemudi dengan tegas dan terarah.