beritax.id – Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali membuka perdagangan saham pada Senin, 8 April 2025. Pembukaan ini berlangsung usai libur panjang sejak 28 Maret 2025. Libur mencakup cuti bersama Nyepi dan Idulfitri 1446 Hijriah. Investor pun diminta tidak panik dengan situasi global.
Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, mengingatkan investor untuk tetap rasional. Ia menekankan pentingnya analisis dalam mengambil keputusan. Jeffrey menanggapi kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menetapkan tarif terhadap puluhan negara.
Namun, dampak kebijakan tersebut tak langsung merugikan bursa saham di Asia. Bahkan, bursa Asia tetap relatif stabil. Sebaliknya, menurut BEI, bursa Eropa dan Amerika justru terdampak signifikan. Hal ini berdasarkan pengamatan pergerakan pasar sepekan terakhir.
Sepekan sebelum libur panjang, IHSG menguat 4,03% ke level 6.510,620. Kapitalisasi pasar naik 2,81% menjadi Rp11.126 triliun.
Rata-rata transaksi harian meningkat 22,26% menjadi Rp18,60 triliun. Tapi volume dan frekuensi transaksi justru mengalami penurunan. Investor asing mencatat beli bersih Rp623,65 miliar. Namun sepanjang 2025, mereka masih jual bersih Rp29,92 triliun.
Partai X: Rakyat Butuh Kepastian, Bukan Sekadar Angka Saham
Anggota Majelis Tinggi Partai X, Prayogi R. Saputra, menyampaikan pandangan kritis. Ia menyoroti jarak antara optimisme bursa dan realitas rakyat.
“Tugas pemerintah itu tiga loh: melindungi, melayani, dan mengatur rakyat,” tegas Prayogi. Ia mengingatkan pentingnya keadilan dalam kebijakan ekonomi.
Menurutnya, indikator ekonomi harus dibarengi indikator kesejahteraan rakyat. “Kalau IHSG naik, apakah daya beli juga ikut naik?” tanyanya.
Partai X meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi tidak boleh hanya menguntungkan segelintir pihak. Negara harus menjamin keseimbangan kebijakan.
Salah satu prinsip Partai X adalah menjamin keterlibatan aktif rakyat dalam sistem ekonomi. Rakyat harus dilibatkan, bukan ditinggalkan. “Rakyat masih bingung, mau nabung saham atau menanggung kebutuhan hidup?” ujar Prayogi. Ia menekankan pentingnya edukasi dan akses ke pasar modal.
Partai X mendukung stabilitas pasar modal. Namun, stabilitas itu harus berdampak pada keadilan sosial dan kesejahteraan bersama. “Rakyat bukan angka statistik. Mereka butuh penghasilan layak, bukan sekadar imbauan optimis,” tutup Prayogi.