beritax.id – Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menyoroti pentingnya adaptasi dan inovasi generasi muda terhadap perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI). Dalam kunjungannya ke SMA Negeri 66 Jakarta, Wapres menekankan bahwa pemanfaatan AI harus dilakukan secara bijak tanpa menciptakan ketergantungan berlebih. Wapres mengingatkan bahwa meski AI tidak akan menggantikan manusia, mereka yang enggan belajar dan beradaptasi dengan teknologi ini akan tertinggal oleh mereka yang mampu memanfaatkannya.
Menanggapi hal ini, Ketua Umum Partai X, Erick Karya, menyampaikan bahwa pemanfaatan AI yang cerdas dan inovatif. Tetapi harus tetap menumbuhkan kemandirian, bukan menjadi jalan pintas yang berujung pada kemalasan berpikir. Erick mengingatkan bahwa inovasi yang berkelanjutan harus selaras dengan pengembangan kemampuan sumber daya manusia yang mandiri dan berdaya saing.
AI Sebagai Alat, Bukan Pengganti Manusia
Partai X menegaskan bahwa kecerdasan buatan adalah alat yang dirancang untuk mendukung kinerja manusia, bukan menggantikan sepenuhnya peran manusia dalam berpikir dan berinovasi. Erick Karya menilai bahwa langkah Presiden Prabowo Subianto dalam mendorong transformasi digital melalui AI di sektor pendidikan adalah langkah positif. Namun, ia menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan agar siswa tetap memahami konsep pelajaran secara mendalam. Adapun bukan sekadar mengandalkan AI untuk mendapatkan jawaban instan.
“Teknologi seperti AI harus menjadi sarana untuk mendorong kreativitas, inovasi, dan kemandirian. Jangan sampai siswa kehilangan kemampuan berpikir kritis karena terlalu mengandalkan teknologi,” ujar Erick Karya.
Partai X menyoroti bahwa kemajuan teknologi harus diimbangi dengan pendidikan yang mendorong pemahaman mendalam. AI dapat membantu siswa mempercepat pemecahan masalah, tetapi siswa tetap harus diajarkan metode konvensional agar mampu memahami konsep dengan baik.
“Kami mendukung penuh langkah pemerintah dalam memperluas pemanfaatan AI di dunia pendidikan, namun ini harus menjadi alat bantu, bukan pengganti pemahaman dasar. AI tidak boleh jadi pintasan instan yang membuat siswa malas berpikir,” tegas Erick.
Inovasi Harus Sejalan dengan Kemandirian
Sebagai bagian dari prinsip Partai X yang menitikberatkan pada kemandirian rakyat, Erick Karya menekankan bahwa pemanfaatan AI harus tetap menciptakan generasi muda yang kreatif, kritis, dan mandiri. Menurutnya, kemandirian adalah kunci utama untuk menghadapi era digital yang kian berkembang.
“Pemerintah harus memastikan bahwa setiap kebijakan pendidikan berbasis teknologi tetap berlandaskan pada peningkatan kualitas sumber daya manusia yang mandiri dan mampu beradaptasi dengan perubahan zaman,” pungkasnya.
Partai X berkomitmen untuk terus mengawal kebijakan pendidikan digital agar tidak hanya berfokus pada teknologi canggih semata, tetapi juga membangun mental tangguh dan kemampuan berpikir kritis di kalangan generasi muda Indonesia.