beritax.id – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Menegaskan bahwa proyek pembangunan tanggul laut raksasa (giant sea wall) tidak boleh dilakukan dengan tergesa-gesa. Karena infrastruktur tersebut tidak bisa dianulir di masa depan.
AHY menjelaskan bahwa pihaknya bersama kementerian teknis terkait, seperti Kementerian Pekerjaan Umum, Bappenas dan pemangku kepentingan lain terus menyusun konsep yang mutakhir agar perencanaan matang.
“Ini adalah sebuah proyek yang besar. Kami terlebih dahulu harus matangkan konsepnya, tidak boleh tergesa-gesa karena tidak bisa setelah itu dianulir kemudian,” kata AHY usai memberikan keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu.
Menko AHY mengatakan bahwa pihaknya serta kementerian terkait terus mempelajari dan mematangkan perencanaan pembangunan di pantai utara Pulau Jawa tersebut.
Partai X Dukung Perencanaan Matang
Menanggapi hal tersebut, Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X-Institute, Prayogi R Saputra, menilai bahwa pembangunan infrastruktur skala besar seperti tanggul laut raksasa harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan berbasis kajian mendalam.
“Pemerintah harus mengingat bahwa proyek sebesar ini akan memengaruhi lingkungan, sosial, dan perekonomian masyarakat. Jangan sampai ambisi besar justru berujung pada dampak negatif yang tidak diperhitungkan dengan matang,” ujar Prayogi.
Prayogi menegaskan bahwa pemerintah memiliki tiga tugas utama dalam proyek ini, yaitu melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Menurutnya, konsep pembangunan tanggul laut harus memprioritaskan aspek keselamatan, ekosistem lingkungan, serta dampak ekonomi pada masyarakat pesisir.
“Pembangunan harus berorientasi pada kemaslahatan rakyat, jangan sampai proyek besar ini jadi ladang proyek yang hanya menguntungkan pihak tertentu tanpa memikirkan nasib masyarakat pesisir,” tambahnya.
Pentingnya Kajian Komprehensif
Partai X juga menyoroti bahwa proyek tanggul laut raksasa ini melibatkan lima provinsi dengan bentang sepanjang 700 km dari Banten hingga Jawa Timur. Dengan skala sebesar ini, Partai X menilai bahwa perencanaan yang terburu-buru hanya akan membuka celah bagi kegagalan konstruksi, inefisiensi anggaran, hingga dampak ekologis yang merugikan masyarakat.
“Kami mendukung pembangunan infrastruktur strategis selama dilakukan dengan perhitungan matang, perencanaan detail, dan keterlibatan semua pihak terkait. Jangan sampai proyek ini malah menambah masalah baru bagi masyarakat pesisir,” tegas Prayogi.
Partai X Dorong Keterlibatan Masyarakat
Lebih lanjut, Partai X juga menyoroti pentingnya keterlibatan masyarakat dalam tahap perencanaan dan eksekusi proyek giant sea wall ini. Menurut Partai X, mendengarkan aspirasi warga pesisir, nelayan, dan pelaku usaha lokal akan menjadi kunci keberhasilan proyek ini.
“Jangan sampai proyek ini berjalan tanpa mendengarkan suara masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan pesisir. Rakyat berhak mengetahui manfaat dan risiko proyek ini sejak awal,” pungkas Prayogi.
Partai X menegaskan bahwa langkah berani pemerintah untuk membangun tanggul laut raksasa harus berlandaskan prinsip kehati-hatian, transparansi, dan akuntabilitas demi memastikan proyek ini benar-benar membawa manfaat nyata bagi rakyat Indonesia.