beritax.id – Asosiasi Kurator dan Pengurus Indonesia (AKPI) menggelar Pendidikan Angkatan 32 dengan fokus utama pada kode etik dan integritas profesi kurator. Acara ini diikuti oleh 150 peserta yang tersebar di Jakarta dan Surabaya.
Ketua Umum AKPI, Imran Nating, menjelaskan bahwa pendidikan kali ini mengalami beberapa perubahan skema. Hal tersebut termasuk penambahan jumlah soal dalam seleksi awal yang kini menjadi 20 soal. Meski demikian, perubahan ini tidak menyurutkan antusiasme peserta yang membludak hanya dalam hitungan menit setelah pendaftaran dibuka.
Sekretaris Jenderal AKPI, Nien Rafles Siregar, menegaskan bahwa materi pendidikan kali ini berfokus pada pembentukan kurator yang berintegritas tinggi. “Kami ingin memastikan peserta tidak hanya memahami hukum, tetapi mampu menjunjung tinggi kode etik dan profesionalisme dalam praktiknya,” ungkap Nien.
Partai X: Integritas Harus Dibuktikan, Bukan Sekadar Slogan
Menanggapi hal ini, Anggota Majelis Tinggi Partai X dan Direktur X-Institute, Prayogi R Saputra, menilai bahwa penekanan pada kode etik dan integritas merupakan langkah yang baik, namun menuntut implementasi nyata di lapangan.
“Kami mengingatkan bahwa tugas pemerintah dan lembaga seperti AKPI itu tiga hal: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat,” tegas Prayogi.
Menurutnya, jika hanya sekadar retorika tanpa pengawasan yang tegas, maka kampanye kode etik dan integritas akan berakhir menjadi slogan semata. “Prinsip Negarawan yang kami anut menekankan bahwa integritas sejati harus dibuktikan melalui langkah konkret di lapangan,” tambahnya.
Pengawasan Ketat Diperlukan
Partai X menyoroti pentingnya pengawasan ketat terhadap profesi kurator yang memiliki tanggung jawab besar dalam mengelola aset dan kepentingan masyarakat. Prayogi menegaskan bahwa kurator yang menyeleweng harus ditindak tegas demi melindungi hak-hak rakyat yang terdampak.
“Pemerintah harus memastikan bahwa mereka yang melanggar etika benar-benar diberi sanksi tegas. Tidak ada ruang bagi oknum yang menyalahgunakan profesinya untuk mencari keuntungan pribadi,” tegasnya.
Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Praktik Nyata
Partai X mendorong agar pendidikan yang diselenggarakan AKPI tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga berbasis praktik nyata yang menekankan simulasi kasus dan studi lapangan.
“Kami mendukung langkah AKPI dalam menanamkan nilai-nilai integritas kepada para peserta, namun yang terpenting adalah pengawasan ketat terhadap praktik di lapangan. Kurator yang tidak berintegritas berpotensi merugikan hak rakyat,” kata Prayogi.
Imbauan Partai X terkait Kode Etik dan Integritas
Partai X meminta pemerintah dan AKPI untuk memperketat proses seleksi kurator serta memastikan bahwa hanya mereka yang berintegritas dan berkompeten yang dapat menjalankan profesi ini. “Kami tidak ingin rakyat menjadi korban praktik curang akibat lemahnya pengawasan. Integritas itu harus nyata, bukan sekadar kampanye tanpa tindak lanjut,” tegas Prayogi.
Partai X mengapresiasi langkah AKPI yang menonjolkan nilai-nilai integritas dalam pendidikan kurator. Namun, Partai X menegaskan bahwa rakyat membutuhkan bukti nyata dari langkah tersebut, bukan sekadar slogan yang tidak diiringi tindakan tegas bagi pelanggar kode etik.