beritax.id – Presiden AS Donald Trump ultimatum kembali mengeluarkan peringatan keras terhadap Hamas, mengancam bahwa Gaza akan menghadapi “neraka” jika kelompok tersebut tidak segera membebaskan para sandera.
Trump menegaskan bahwa AS akan memberikan dukungan penuh kepada Israel untuk “menyelesaikan pekerjaan”, meningkatkan ketegangan di Timur Tengah yang telah berlangsung sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.
Ultimatum ini muncul di tengah perundingan gencatan senjata yang belum mencapai titik temu, sementara Israel tetap berencana melanjutkan serangan ke Gaza.
Trump Ultimatum: Tekanan Maksimal terhadap Hamas
Dalam pernyataannya, Trump menegaskan bahwa Hamas harus segera melepaskan semua sandera dan mengembalikan jenazah korban yang telah dibunuh. Jika tidak, konsekuensi berat akan menanti kelompok tersebut.
“Ini peringatan terakhir Anda! Bagi para pemimpin, sekaranglah saatnya untuk meninggalkan Gaza, selagi Anda masih punya kesempatan,” tulis Trump dalam unggahan di media sosial.
Dia juga menegaskan bahwa AS akan mengirimkan semua dukungan militer yang diperlukan Israel untuk mengakhiri perlawanan Hamas.
Sikap tegas ini memicu respons keras dari Kementerian Luar Negeri China dan Rusia, yang menilai bahwa pendekatan militer bukan solusi untuk menyelesaikan konflik.
Respons Internasional Trump Ultimatum: Ancaman terhadap Stabilitas Timur Tengah?
Pernyataan Trump memperburuk ketegangan global, terutama di antara negara-negara yang selama ini mengadvokasi solusi diplomatik.
Beberapa reaksi dari pemimpin dunia:
- China dan Rusia mengecam ancaman AS dan menyerukan pendekatan negosiasi.
- Negara-negara Eropa seperti Prancis dan Jerman mendukung Israel tetapi tetap mendorong penyelesaian damai.
- Mesir dan Yordania mengkhawatirkan potensi eksodus besar-besaran warga Palestina yang bisa mengancam stabilitas kawasan.
- Organisasi Kerjasama Islam (OKI) menyatakan bahwa ancaman ini hanya akan meningkatkan penderitaan rakyat Palestina.
Partai X: Indonesia Harus Konsisten dalam Diplomasi Perdamaian
Menanggapi situasi ini, Prayogi R. Saputra, Direktur X-Institute sekaligus perwakilan Partai X, menegaskan bahwa Indonesia harus tetap pada prinsipnya untuk mendukung perdamaian dan tidak berpihak pada konflik militer.
“Indonesia harus bersikap tegas dalam diplomasi internasional dan menolak. Karena setiap bentuk ancaman yang memperburuk situasi kemanusiaan di Gaza,” ujar Prayogi dalam keterangannya, Rabu (5/3).
Menurut Prinsip Partai X, diplomasi luar negeri harus dijalankan secara efektif, efisien, dan transparan demi mewujudkan keadilan dan kesejahteraan global.
“Kita tidak boleh membiarkan dunia tenggelam dalam konflik berkepanjangan. Indonesia harus memainkan perannya sebagai negara yang memperjuangkan keadilan dan perdamaian,” tegas Prayogi.
Kesimpulan:
Ultimatum Trump kepada Hamas memperburuk situasi global dan meningkatkan risiko perang berkepanjangan di Timur Tengah.Indonesia harus berdiri teguh dalam diplomasi perdamaian dan terus memperjuangkan solusi yang berkeadilan bagi rakyat Palestina.