beritax.id – Skandal korupsi yang mengguncang PT Pertamina (Persero) terus menjadi sorotan publik. Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, secara terbuka menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat. Hal imi terkait kasus dugaan korupsi impor bahan bakar minyak (BBM) yang menyeret sejumlah pejabat Pertamina. Namun, di tengah derasnya kritik publik, muncul pertanyaan: Apakah permintaan maaf ini benar-benar tulus atau sekadar strategi meredam amarah rakyat?
Dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube Pertamina, Senin (3/3), Simon menegaskan bahwa perusahaan pelat merah ini tengah menghadapi ujian besar. “Saya, Simon Aloysius Mantiri, sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero), menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh rakyat Indonesia atas peristiwa yang terjadi beberapa hari terakhir ini,” ucapnya.
Lebih lanjut, Simon berjanji akan membenahi Pertamina dengan membentuk Tim Crisis Center untuk mengevaluasi proses bisnis, terutama dari aspek operasional. Namun, di tengah janji reformasi itu, kritik dari berbagai pihak justru semakin menguat, terutama dari Partai X yang diwakili oleh Rinto Setiyawan.
Partai X: Jangan Hanya Maaf, Bongkar Semua!
Partai X langsung merespons pernyataan Simon dengan nada skeptis. Rinto Setiyawan, Anggota Majelis TInggi Partai X, menuntut agar Pertamina tidak sekadar melempar kata-kata maaf tanpa langkah konkret yang benar-benar membuktikan adanya perubahan sistemik dalam perusahaan energi milik negara tersebut.
“Kami apresiasi permintaan maaf Dirut Pertamina, tapi itu tidak cukup! Rakyat butuh transparansi total. Jangan hanya menyalahkan oknum, tapi buka semua dokumen impor BBM dan tunjukkan siapa saja yang terlibat dalam praktik korupsi ini!” tegas Rinto dalam keterangannya, Selasa (4/3).
Menurut Rinto, kasus korupsi yang terjadi di Pertamina bukan sekadar tindakan segelintir orang, tetapi diduga melibatkan sistem yang telah berlangsung bertahun-tahun. Oleh karena itu, Partai X mendesak pemerintah untuk segera melakukan audit independen serta membuka hasil investigasi kepada publik.
Skandal Korupsi Bahan Bakar: 6 Pejabat Patra Niaga Dicokok!
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, Kejaksaan Agung telah menangkap sembilan orang terkait kasus dugaan korupsi. Tata kelola bahan bakar minyak mentah dan produk kilang PT Pertamina periode 2018-2023. Enam orang di antaranya merupakan pejabat dari Pertamina Patra Niaga, anak perusahaan Pertamina yang mengurus distribusi BBM di Indonesia.
Menurut Kejaksaan, praktik korupsi ini menyebabkan kerugian negara hingga triliunan rupiah. Berdampak pada tingginya harga BBM dan beban ekonomi bagi masyarakat. Publik pun menuntut agar kasus ini diusut tuntas, termasuk kemungkinan keterlibatan pihak-pihak lain di dalam pemerintahan.
Rakyat Menunggu Aksi Nyata
Masyarakat saat ini berada dalam posisi menunggu dan melihat apakah permintaan maaf Simon Aloysius Mantiri hanya sebatas formalitas atau benar-benar akan diikuti dengan perombakan besar di tubuh Pertamina. Desakan dari Partai X semakin memperkuat suara publik yang menginginkan transparansi dan akuntabilitas penuh dari perusahaan milik negara tersebut.
Akankah Pertamina benar-benar berubah? Ataukah ini hanya babak baru dari drama panjang korupsi di sektor energi? Rakyat menunggu jawaban nyata, bukan sekadar permintaan maaf di depan kamera.