By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Friday, 12 December 2025

Wawasan eksklusif, data, dan analisis untuk para NEGARAWAN

Jelajahi Sekarang
Logo Berita X
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Berita Terkini
  • Pilihan Editor
  • Kategori Berita
    • Agama
    • Berita Terkini
    • Ekonomi
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Internasional
    • Kriminal
    • Pemerintah
    • Pendidikan
    • Seputar Pajak
    • Sosial
    • Teknologi
Font ResizerAa
  • Internasional
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Seputar Pajak
  • Agama
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Sosial
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
Font ResizerAa
Berita XBerita X
  • Berita Terkini
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Pemerintah
  • Teknologi
Cari Artikel
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Berita Terkini
  • Ekonomi
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Pendidikan
  • Kriminal
© 2025 beritax.id - All Rights Reserved.
Berita X > Blog > Pemerintah > Indonesia Krisis, Mengapa Respons Pemerintah Selalu Terlambat?
Pemerintah

Indonesia Krisis, Mengapa Respons Pemerintah Selalu Terlambat?

Diajeng Maharani
Last updated: December 10, 2025 1:45 pm
By Diajeng Maharani
Share
4 Min Read
SHARE

beritax.id – Indonesia terus menghadapi krisis beruntun bencana alam, kenaikan harga pangan, kegagalan infrastruktur, krisis kesehatan, dan konflik sosial yang muncul silih berganti. Namun dalam setiap peristiwa, satu pola yang sama berulang: pemerintah selalu terlihat datang terlambat. Terlambat merespons, terlambat mengoordinasi, terlambat mengambil keputusan, dan sering kali terlambat memahami besarnya persoalan yang sedang terjadi.

Padahal, dalam situasi krisis, kecepatan adalah separuh dari keselamatan.

Respons yang lambat tidak hanya disebabkan oleh terbatasnya sumber daya. Sering kali akar masalahnya lebih dalam: budaya yang lebih sibuk mengelola citra ketimbang menyelesaikan masalah. Setiap krisis justru menjadi arena untuk saling menyalahkan, bukan momen untuk bekerja cepat dan tegas.

Ketika prioritas lebih tertuju pada pencitraan, rakyat harus menanggung harga dari kelambanan.

Birokrasi yang Gemuk dan Tidak Lincah

Salah satu penghambat terbesar respons cepat adalah birokrasi yang gemuk dan lamban. Keputusan penting harus melewati banyak meja, banyak tahapan, dan banyak kepentingan. Padahal, krisis tidak menunggu administrasi selesai. Rakyat membutuhkan negara hadir saat itu juga bukan setelah rapat, laporan, dan proses panjang yang menguras waktu. Birokrasi yang tidak responsif membuat negara kehilangan detik-detik berharga.

Dalam teori, koordinasi antarlembaga seharusnya berjalan rapi. Namun dalam praktik, kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah sering bekerja sendiri-sendiri. Informasi tidak sinkron, keputusan tumpang tindih, dan pelaksanaan tidak terarah. Hasilnya: bantuan terlambat, keputusan kabur, dan rakyat dibiarkan bertahan sendiri. Negara tidak boleh menjadi penonton ketika rakyatnya butuh pertolongan.

You Might Also Like

Rapor Prabowo di Tahun Pertama: Pemerintah Masih Gagal Memahami Tiga Tugas Negara
Eks Direktur Kampus Korupsi, Partai X: Dunia Pendidikan Jangan Jadi Lahan Penggelapan Baru!
Persatuan Berdasarkan Kesetaraan, Bukan Keseragaman
Retret Sekda Diingatkan Tak Perlu ‘Jungkir Balik’, Partai X: Yang Perlu Dibalik Justru Prioritas Anggaran!

Minimnya Perencanaan Jangka Panjang

Krisis selalu berulang, tetapi perencanaan jarang berubah. Banjir datang setiap tahun, harga pangan naik setiap musim, dan masalah sosial menguat setiap gelombang ekonomi melemah. Namun pola respons negara tetap sama: reaktif, bukan preventif. Akibatnya, krisis yang seharusnya bisa dikelola berubah menjadi bencana yang memukul banyak orang.

Kesiapsiagaan tidak akan terbangun jika pemerintah hanya bekerja ketika masalah sudah meledak.

Solusi: Respons Cepat Hanya Bisa Terwujud Jika Negara Berani Membangun Sistem yang Efektif 

Untuk mengakhiri pola respons yang selalu terlambat, negara harus membangun sistem penanganan krisis yang benar-benar modern, cepat, dan berpihak pada keselamatan publik. Pertama, pemerintah harus memperbaiki birokrasi dengan memangkas jalur keputusan dan memperkuat unit-unit yang memiliki kewenangan darurat agar dapat bertindak cepat tanpa hambatan administratif. Kedua, koordinasi lintas lembaga harus dibangun melalui sistem digital terpadu sehingga informasi bergerak cepat dan keputusan dapat diambil berdasarkan data nyata, bukan asumsi. Ketiga, pemerintah perlu menanamkan budaya kepemimpinan yang berorientasi pada tindakan, bukan pencitraan, sehingga pejabat tidak ragu bergerak cepat di tengah situasi genting. Keempat, perencanaan jangka panjang berbasis risiko harus menjadi landasan kebijakan agar negara tidak selalu berada dalam posisi panik setiap kali krisis datang. Kelima, keterlibatan masyarakat perlu diperkuat melalui edukasi publik dan sistem partisipasi agar rakyat dapat menjadi bagian dari solusi, bukan korban berulang.

Dengan sistem yang siap, kepemimpinan yang tegas, dan tata kelola yang lincah, negara dapat bergerak selangkah lebih cepat dari krisis bukan terus-menerus tertinggal di belakangnya.

Kesimpulan: Krisis Tidak Menunggu Pemerintah Siap

Krisis tidak menunda kedatangannya hingga pemerintah selesai berkoordinasi. Ia datang tiba-tiba, menghantam tanpa kompromi. Jika negara tidak berubah, pola keterlambatan akan terus terulang, dan rakyat selalu menjadi pihak yang paling dirugikan. Respons cepat bukan kemewahan ia adalah kewajiban negara kepada rakyatnya.

TAGGED:Berita Trending
Share This Article
Whatsapp Whatsapp Email Copy Link Print
Previous Article Hasto Soroti Bantuan Bencana Jadi Komoditas Elektoral, Partai X Tegaskan Etika
Next Article Demokrasi yang Berfungsi: Ketika Kekuasaan Negara Harus Tetap Terbatas

Berlangganan Newsletter

Berlanggananlah buletin kami untuk segera mendapatkan artikel terbaru kami!
XFollow
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
WhatsAppFollow

Top News

Sengketa pajak PT MSMP dalam persidangan yang membahas dugaan cacat prosedur pemeriksaan.
Berita Terkini

Gugatan PT MSMP Memanas: Ahli Bongkar Dugaan Pelanggaran Prosedur Pemeriksaan Pajak

December 2, 2025
Pemerintah

Danantara, Proyek Besar Tanpa Kontrol? Partai X Pertanyakan Transparansi

February 24, 2025
Ekonomi

Bank Emas Prabowo: Solusi Ekonomi atau Kontroversi Baru?

February 24, 2025
Berita Terkini

“Indonesia Gelap” dianggap Reaksi Kaget Rakyat Soal Kebijakan, Partai X: Prabowo Harus Dengarkan Aspirasi!

February 24, 2025

You May also Like

Pemerintah

Gratifikasi Nurhadi Mengemuka, Partai X Desak Penegakan Hukum Bersih

November 22, 2025
Pemerintah

Pelaksana Gagasan Cak Nun: Kesungguhan dan Konsistensi Jadi Kunci

July 31, 2025
Pemerintah

Kegerahan Publik Memuncak: Rakyat Menuntut Kembali Hak Mengoreksi Wakilnya

December 1, 2025
Seputar Pajak

Catatan Hukum: Batasan Kuasa Hukum ASN dalam Gugatan Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Pribadi

August 11, 2025
Show More
  • Berita Lain:
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Hot
  • Politics
  • Renewable Energy
  • Yudizaman
  • Hotel Ayani
  • CV Hotel Wisata
Logo Berita X

Membaca Masalah, Menyajikan Solusi untuk Negeri: Sajian berita terbaru hari ini seputar politik,
hukum, kriminal, olahraga, otomotif, hingga teknologi, di Indonesia dan dunia.

Youtube Instagram X-twitter

Tentang Legalitas

Nama : PT PENERBITX INDONESIA JAYA
Nomor AHU : AHU-010653.AH.01.30.Tahun 2025
Alamat :  Muara Sarana Indah C- Jetis, Malang , Jawa Timur 
Contact Person  : 0816-633-250

  • Beriklan dengan kami
  • Privacy Policy
  • Cookie Policy
© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.