By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Wednesday, 10 December 2025

Wawasan eksklusif, data, dan analisis untuk para NEGARAWAN

Jelajahi Sekarang
Logo Berita X
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Berita Terkini
  • Pilihan Editor
  • Kategori Berita
    • Agama
    • Berita Terkini
    • Ekonomi
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Internasional
    • Kriminal
    • Pemerintah
    • Pendidikan
    • Seputar Pajak
    • Sosial
    • Teknologi
Font ResizerAa
  • Internasional
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Seputar Pajak
  • Agama
  • Ekonomi
  • Kriminal
  • Sosial
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
Font ResizerAa
Berita XBerita X
  • Berita Terkini
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Pemerintah
  • Teknologi
Cari Artikel
  • Beranda
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Berita Terkini
  • Ekonomi
  • Pemerintah
  • Teknologi
  • Pendidikan
  • Kriminal
© 2025 beritax.id - All Rights Reserved.
Berita X > Blog > Pemerintah > Empat Bupati Aceh Menyerah, Ada Pesan Terselubung?
Pemerintah

Empat Bupati Aceh Menyerah, Ada Pesan Terselubung?

Diajeng Maharani
Last updated: December 9, 2025 11:02 am
By Diajeng Maharani
Share
4 Min Read
SHARE

beritax.id – Pernyataan menyerah dari empat bupati di Aceh dalam menghadapi banjir dan longsor bukan sekadar berita mengejutkan ini adalah peristiwa simbolik besar dalam sejarah tata kelola bencana di Indonesia. Bukan hanya karena skala bencana yang ekstrem, dengan ratusan korban meninggal, ratusan lainnya hilang, ribuan terluka, dan desa-desa terisolasi; tetapi karena kejujuran mereka menyatakan bahwa daerah tidak sanggup menghadapi bencana sebesar itu sendirian.

Pernyataan “tidak sanggup” bukan tanda putus asa semata, melainkan sinyal keras bahwa ada sesuatu yang tidak beres dalam sistem penanggulangan bencana nasional.

Bencana Terbesar Setelah Tsunami 2004 Tapi Respons Tidak Seimbang

Banjir dan longsor kali ini disebut sebagai bencana terbesar di Aceh pasca-tsunami 2004. Namun respons yang datang jauh berbeda. Infrastruktur hancur, jembatan runtuh, akses darat terputus, dan logistik terhambat, sementara kapasitas daerah sangat terbatas. Tim SAR kewalahan, peralatan minim, anggaran darurat tipis, dan daerah tidak memiliki cadangan kekuatan untuk menangani bencana di skala sebesar ini.

Kondisi ini membuat para bupati seperti Sisyphus dalam kisah Camus terus mendorong batu ke puncak bukit, namun batu itu jatuh lagi dan lagi.

Apakah Ini Sekadar Ketidakberdayaan? Atau Pesan yang Tidak Diucapkan?

Surat resmi ke pusat bukan hanya prosedur birokratis. Ia adalah bentuk komunikasi yang menyiratkan bahwa daerah sudah berada di titik kritis. Dalam sistem yang ideal, kepala daerah seharusnya memiliki cukup sumber daya untuk merespons bencana lokal. Namun fakta menunjukkan sebaliknya: otonomi tidak berjalan ketika bencana datang.

Karena itu, wajar jika muncul pertanyaan publik: Apakah mereka benar-benar tidak sanggup, atau sedang mengirim sinyal bahwa pusat juga gagal membaca situasi?

You Might Also Like

Makna Kemerdekaan di Mata Pekerja Migran Sabah, Partai X: Mereka Merdeka di Negeri Orang, Rakyat Sendiri Masih Terjajah Ekonomi
Prabowo Tegaskan Supremasi Sipil, Partai X: Jangan Lupa Hak Rakyat!
Presiden Prabowo Janji Lindungi Rakyat, Cak Nun: Faktanya Rakyat Tak Pernah Dilindungi
Danantara Tetapkan Insentif Direksi BUMN, Partai X Soroti Rakyat Disuruh Irit, Penguasa Dapat Bonus Diam-Diam!

Ketimpangan Struktural: Daerah Diminta Mandiri, Tapi Tidak Diberi Kekuatan

Ini bukan fenomena baru. Banyak daerah di Indonesia hidup dalam paradoks otonomi:
diminta mandiri dalam pengelolaan. Tetapi tetap sangat bergantung pada pusat dalam sumber daya krusial.

Dalam konteks Aceh, ketergantungan itu terlihat jelas. Daerah rawan bencana seperti Aceh membutuhkan peralatan berat, logistik besar, dan koordinasi skala nasional hal yang tidak mungkin disediakan daerah sendirian. Maka pernyataan menyerah itu bukan kelemahan personal. Ia adalah refleksi dari kegagalan sistemik.

Respons Pusat yang Membantah, Tapi Tidak Menjawab Masalah

Pemerintah pusat menyebut para bupati “bukan menyerah”, hanya mengakui keterbatasan. Namun bantahan itu justru memperkuat satu hal pusat tidak menangkap bahwa daerah sedang berteriak meminta pertolongan.

Menyangkal masalah tidak akan menyelamatkan korban. Dan tidak akan memperbaiki tata kelola bencana.

Solusi: Perkuat Sistem, Jangan Biarkan Daerah Bertempur Sendiri

Jika Indonesia ingin mencegah peristiwa serupa, negara harus membenahi struktur penanggulangan bencana dari akar hingga pucuk.

Solusi yang harus dilakukan: Negara perlu memperkuat kapasitas daerah dengan anggaran darurat yang fleksibel dan mudah diakses, tanpa birokrasi yang melelahkan. Peralatan penanganan bencana harus ditempatkan secara strategis di wilayah rawan, bukan hanya di pusat atau kota besar. Standar respons cepat nasional harus dijalankan tanpa menunggu laporan yang bertele-tele. Koordinasi antardaerah harus diperluas agar wilayah sekitar dapat turun tangan sebelum bantuan pusat datang. Pelatihan mitigasi dan simulasi bencana harus menjadi agenda berkala dan didukung dengan serius, bukan sekadar formalitas. Ketika sistem kuat, daerah tidak perlu “menyerah” untuk didengar.

Kesimpulan: Jangan Abaikan Pesan di Balik Pernyataan Menyerah Itu

Empat bupati Aceh bukan sedang mencari sensasi, bukan pula ingin lepas tangan. Mereka sedang menunjukkan bahwa beban bencana telah melebihi kapasitas yang dimiliki. Jika pusat gagal membaca pesan ini, maka kegagalan bukan hanya terjadi di Aceh, tetapi dalam sistem nasional secara keseluruhan.

Ada pesan terselubung di balik pernyataan itu dan pesan itu jelas daerah tidak boleh dibiarkan berjuang sendiri.

TAGGED:Berita Trending
Share This Article
Whatsapp Whatsapp Email Copy Link Print
Previous Article Prabowo Bangga Kinerja Aparat, Partai X Dukung Pemulihan Sumatera
Next Article IWIP Soal Penyelundupan Mineral, Partai X Desak Pengawasan Ketat

Berlangganan Newsletter

Berlanggananlah buletin kami untuk segera mendapatkan artikel terbaru kami!
XFollow
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
WhatsAppFollow

Top News

Sengketa pajak PT MSMP dalam persidangan yang membahas dugaan cacat prosedur pemeriksaan.
Berita Terkini

Gugatan PT MSMP Memanas: Ahli Bongkar Dugaan Pelanggaran Prosedur Pemeriksaan Pajak

December 2, 2025
Pemerintah

Danantara, Proyek Besar Tanpa Kontrol? Partai X Pertanyakan Transparansi

February 24, 2025
Ekonomi

Bank Emas Prabowo: Solusi Ekonomi atau Kontroversi Baru?

February 24, 2025
Berita Terkini

“Indonesia Gelap” dianggap Reaksi Kaget Rakyat Soal Kebijakan, Partai X: Prabowo Harus Dengarkan Aspirasi!

February 24, 2025

You May also Like

Pemerintah

Prabowo Evaluasi Menteri, Partai X: Evaluasi Jangan Cuma untuk yang Tak Loyal, Tapi yang Tak Kompeten!

June 9, 2025
Sejak peluncuran sistem Coretax Administration System oleh Direktur Jenderal Pajak (DJP), banyak harapan yang disematkan.
Seputar Pajak

Krisis Coretax: Antara Modernisasi Sistem dan Ancaman terhadap Kepastian Hukum Wajib Pajak

August 6, 2025
Pemerintah

BPHTB Dihapus, Partai X: Rumah Bukan Hanya Hak, Tapi Kebutuhan

October 3, 2025
Berita TerkiniPemerintah

Negarawan adalah Arsitek dan Kontraktor dalam Membangun Struktur Ketatanegaraan

June 22, 2025
Show More
  • Berita Lain:
  • Berita Trending
  • Pilihan Editor
  • Hot
  • Politics
  • Renewable Energy
  • Yudizaman
  • Hotel Ayani
  • CV Hotel Wisata
Logo Berita X

Membaca Masalah, Menyajikan Solusi untuk Negeri: Sajian berita terbaru hari ini seputar politik,
hukum, kriminal, olahraga, otomotif, hingga teknologi, di Indonesia dan dunia.

Youtube Instagram X-twitter

Tentang Legalitas

Nama : PT PENERBITX INDONESIA JAYA
Nomor AHU : AHU-010653.AH.01.30.Tahun 2025
Alamat :  Muara Sarana Indah C- Jetis, Malang , Jawa Timur 
Contact Person  : 0816-633-250

  • Beriklan dengan kami
  • Privacy Policy
  • Cookie Policy
© Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.