beritax.id – Dalam sebulan terakhir, tren penurunan harga beras mulai terlihat di berbagai daerah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan berkurang signifikan dari 62 daerah pada minggu ketiga Oktober 2025 menjadi hanya 37 daerah pada minggu ketiga November 2025.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) sekaligus Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyebut penurunan harga ini merupakan hasil kerja Satgas Pengendalian Harga Beras dan intervensi Bapanas. Meski begitu, ia menegaskan pemerintah tidak boleh cepat puas dan harus terus menurunkan harga agar stabil di seluruh wilayah.
Produksi Meningkat, Harga Mulai Terkendali
Menurut Panel Harga Pangan Bapanas, penurunan mulai terasa baik pada beras medium maupun premium. Di zona 1–3, harga beras medium turun antara 1,92 persen hingga 4,67 persen. Sementara harga beras premium juga mengalami penurunan meski masih berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) di beberapa wilayah.
Amran menegaskan bahwa produksi beras nasional tahun ini meningkat pesat, sehingga stok berada dalam kondisi aman. BPS mencatat produksi sepanjang 2025 dapat mencapai 34,77 juta ton, melebihi kebutuhan nasional 30,97 juta ton. Bahkan, proyeksi terbaru FAO menunjukkan produksi beras Indonesia pada periode 2025–2026 dapat mencapai 36 juta ton, terbesar di Asia Tenggara.
Sikap Partai X: Stabilitas Harga Penting, Keadilan Harus Dijaga
Menanggapi perkembangan tersebut, Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X Institute Prayogi R Saputra menilai keberhasilan pengendalian harga beras merupakan langkah positif. Namun ia mengingatkan bahwa negara memiliki tiga tugas utama: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat.
Menurut Prayogi, keberhasilan pengendalian harga beras harus dibarengi keberlanjutan kebijakan dan perlindungan terhadap semua pihak dalam rantai produksi pangan.
“Rakyat harus bisa membeli beras dengan harga yang wajar, petani harus tetap mendapatkan harga yang layak, dan pemerintah wajib memastikan tidak ada distorsi di pasar. Ini inti dari tugas negara,” ujarnya.
Analisis Partai X: Stabilitas Harga Tidak Boleh Mengorbankan Petani
Mengacu pada Prinsip Partai X, stabilitas harga bahan pokok adalah bagian dari keadilan ekonomi. Namun, kebijakan pengendalian harga tidak boleh menekan petani sebagai produsen utama.
Beberapa poin analisis Partai X:
1. Ketersediaan Beras Harus Diikuti Pemerataan
Penurunan harga tidak cukup jika wilayah dengan akses lemah tetap mengalami lonjakan atau kelangkaan.
2. Perlindungan Petani Wajib Dijamin
Harga gabah harus tetap stabil agar pendapatan petani tidak turun akibat intervensi pasar.
3. Transparansi Rantai Pasok
Seringkali, fluktuasi harga dipicu oleh distribusi dan tengkulak, bukan produksi. Partai X menilai pemerintah harus membuka data rantai pasok beras secara publik.
4. Penguatan Peran Bapanas
Partai X menekankan pentingnya Bapanas memiliki kewenangan dan anggaran operasional lebih besar agar mampu menjaga stabilitas harga dari pusat hingga daerah.
Solusi Partai X: Reformasi Menyeluruh Kebijakan Pangan
Berlandaskan prinsip perjuangan Partai X, berikut solusi yang ditawarkan:
Memperkuat Infrastruktur Logistik Pangan
Harga beras sering mahal di daerah karena biaya distribusi. Pemerintah perlu mempercepat pembangunan jalan produksi, pergudangan, dan pusat logistik regional.
Menerapkan Sistem Stabilisasi Harga Berbasis Data Real-Time
Sistem digital rantai pasok beras harus dibuat transparan, memastikan pemerintah bisa mengintervensi dengan cepat saat harga mulai bergerak naik.
Meningkatkan Insentif untuk Petani
Subsidi benih, pupuk, alat produksi, serta kepastian pembelian hasil panen harus dipastikan agar petani tetap termotivasi meningkatkan produksi.
Pengawasan Ketat terhadap Tengkulak dan Spekulan
Partai X mendorong penindakan tegas terhadap pelaku pasar yang menahan stok atau memanipulasi harga.
Mendorong Bapanas Menjadi Lembaga Operasional Pangan yang Kuat
Tidak hanya regulator, tetapi juga eksekutor pengendalian harga dan penjamin ketersediaan pangan nasional.
Partai X menilai tren penurunan harga beras adalah momentum penting bagi pemerintah untuk mempercepat reformasi pangan nasional. Dengan produksi yang meningkat dan stok yang aman, negara harus memastikan harga beras benar-benar stabil, tidak hanya di kota besar tetapi juga di wilayah terpencil.



