beritax.id — Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X Institute, Prayogi R. Saputra, menegaskan bahwa kekuasaan sejati bukan diukur dari lamanya seseorang memegang jabatan, melainkan dari ketulusannya menjaga bangsa. “Negarawan tidak takut kehilangan jabatan, asalkan bangsa ini tetap kuat dan rakyatnya sejahtera,” ujarnya.
Menurut Prayogi, banyak pemimpin hari ini justru terjebak dalam ketakutan kehilangan kekuasaan. Akibatnya, kebijakan publik sering kali lahir bukan karena kebutuhan rakyat, tetapi demi mempertahankan legitimasi pribadi. “Pemimpin seperti itu tidak membangun negara, tapi hanya membangun kekuasaan,” tegasnya.
Ia menambahkan, seorang negarawan harus berani mengambil keputusan meskipun berisiko secara kekuasaan, asalkan berpihak pada kebenaran dan kepentingan rakyat. “Negarawan mengukur keberhasilannya dari kekuatan bangsa, bukan dari panjangnya masa jabatan,” ungkap Prayogi.
Tugas Negara: Melindungi, Melayani, dan Mengatur Rakyat
Prayogi mengingatkan kembali prinsip dasar kenegaraan bahwa tugas negara hanya tiga: melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. “Negara yang tidak melindungi rakyatnya akan kehilangan wibawa. Negara yang tidak melayani, akan kehilangan kepercayaan. Dan negara yang salah mengatur, akan kehilangan legitimasi,” ujarnya.
Ia menilai bahwa arah kebijakan nasional saat ini kerap menyimpang dari amanat tersebut. Banyak kebijakan publik disusun tanpa mendengar suara rakyat, seolah negara berdiri di atas rakyat, bukan untuk rakyat. “Padahal, tugas utama pemerintahan adalah melayani rakyat dengan kebijakan yang adil, transparan, dan berbasis kepentingan umum,” katanya menegaskan.
Prinsip Partai X: Kekuasaan Adalah Amanah, Bukan Warisan
Dalam dokumen Prinsip Partai X, ditegaskan bahwa kekuasaan bukanlah tujuan, melainkan amanah. Kekuasaan hanya bernilai bila digunakan untuk melindungi dan menyejahterakan rakyat. “Prinsip Partai X menolak model yang berorientasi pada kekuasaan semata. Kami menempatkan nilai moral dan tanggung jawab publik di atas kepentingan jabatan,” jelas Prayogi.
Ia menyebutkan bahwa nilai utama kepemimpinan yang diusung Partai X adalah kejujuran, tanggung jawab, dan pengabdian tanpa pamrih. Negarawan yang berjiwa Pancasila, lanjutnya, tidak mencari kekuasaan demi kekuasaan, tapi demi tegaknya nilai keadilan dan persatuan bangsa. “Jabatan bukan tempat untuk dihormati, tapi alat untuk melayani,” tegasnya.
Solusi Partai X: Melahirkan Generasi Negarawan Baru
Melalui visi dan gagasan yang termuat dalam bahan presentasi, Partai X menawarkan solusi konkret untuk membangun bangsa yang kuat dan berdaulat:
- Menegakkan kepemimpinan berbasis nilai moral dan akal sehat. Agar keputusan negara tidak tunduk pada kepentingan sesaat.
- Membangun sistem kaderisasi kenegaraan yang melahirkan generasi pemimpin berjiwa negarawan, bukan kekuasaan transaksional.
- Memperkuat etika publik dan sistem akuntabilitas jabatan. Agar kekuasaan selalu diawasi oleh rakyat.
- Mendorong transparansi kebijakan negara, supaya rakyat memahami arah dan dasar pengambilan keputusan pemerintah.
- Meneguhkan kembali prinsip kedaulatan rakyat, di mana pemerintah tunduk pada amanat rakyat, bukan pada pejabat kekuasaan.
“Negara akan kuat jika pemimpinnya berani mengutamakan bangsa di atas jabatannya. Itulah jalan negarawan sejati,” kata Prayogi.
Kritis, Obyektif, dan Solutif: Jalan Menuju Kepemimpinan Sehat
Dalam semangat kritis, Prayogi mengajak seluruh elemen bangsa untuk berani menilai arah kekuasaan yang menyimpang dari cita-cita kemerdekaan. Secara obyektif, ia menegaskan bahwa jabatan tanpa tanggung jawab hanya akan mempercepat kerusakan sistem negara. Dan secara solutif, ia mengajak seluruh pemimpin dan rakyat untuk bersama-sama mengembalikan semangat Pancasila sebagai dasar dalam setiap kebijakan publik.
“Negarawan tidak lahir dari ambisi, tapi dari pengabdian. Mereka tidak takut kehilangan jabatan, karena yang mereka perjuangkan adalah kekuatan bangsa,” tutupnya.



