beritax.id — Di tengah perubahan sosial, ekonomi, dan pemerintahan yang cepat, generasi muda, terutama Generasi Z, muncul sebagai kekuatan baru bangsa. Mereka tumbuh di era digital, berpikir kritis, berani bersuara, dan menuntut transparansi dari negara. Namun, kekuatan besar ini akan sia-sia jika negara gagal memberikan ruang bagi partisipasi dan kedaulatan rakyat yang sejati.
Anggota Majelis Tinggi Partai X Rinto Setiyawan menegaskan, masa depan bangsa bergantung pada seberapa jauh negara memberi ruang bagi generasi muda. “Kedaulatan rakyat kini bergantung pada keberanian generasi baru untuk memulihkan arah bangsa,” ujarnya.
Generasi Z dan Tanggung Jawab Kedaulatan
Generasi Z bukan sekadar pewaris kemerdekaan, melainkan pelanjut cita-cita luhur pendiri bangsa. Mereka hidup dalam tatanan global yang penuh tantangan moral dan teknologi. Rinto menilai, Gen Z memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan yang mengembalikan makna kedaulatan rakyat.“Generasi ini kritis terhadap kebijakan, tapi juga mampu membangun gagasan baru yang lebih inklusif dan berkeadilan,” jelasnya.
Menurutnya, negara harus memberi ruang dialog dan pelibatan nyata agar aspirasi generasi muda tidak berhenti di media sosial.
Kedaulatan Rakyat Bukan Seremonial Demokrasi
Rinto menegaskan, kedaulatan rakyat bukan hanya soal memilih dalam pemilu, tetapi juga memastikan suara rakyat didengar setiap hari. Ia menilai, demokrasi kini terlalu formal, kehilangan substansi sebagai wadah partisipasi rakyat yang hidup.“Kedaulatan rakyat bukan sekadar ritual lima tahunan. Itu adalah hak rakyat untuk ikut menentukan arah negara,” katanya. Menurutnya, partisipasi Gen Z harus diarahkan pada gerakan rasional dan beretika, bukan sekadar reaksi terhadap isu viral.
Dalam pandangan Rinto, negara memiliki tiga tugas yang tidak boleh diabaikan melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Namun, ia mengingatkan, fungsi ini sering diselewengkan menjadi alat kekuasaan.“Negara seharusnya melindungi aspirasi generasi muda, bukan menakut-nakuti mereka dengan kekuasaan,” ujarnya.
Ia menegaskan, melayani rakyat berarti membuka ruang kreatif dan kebijakan yang berpihak pada masa depan, bukan masa lalu.
Prinsip Partai X: Mengembalikan Negara kepada Rakyat
Partai X dalam dokumen prinsipnya menegaskan bahwa negara tidak boleh menjadi alat kelompok, melainkan alat keadilan bagi seluruh rakyat. Negara yang sehat adalah negara yang menempatkan manusia sebagai pusat kebijakan, bukan angka ekonomi atau kekuasaan.“Partai X memandang kedaulatan rakyat sebagai puncak moral. Pemerintah hanyalah pelayan, bukan penguasa atas rakyat,” kata Rinto.
Menurutnya, inilah prinsip dasar yang harus dihidupkan kembali oleh generasi baru untuk menjaga arah bangsa tetap benar.
Solusi Partai X: Gen Z Sebagai Penggerak Reformasi Sejati
Untuk menjamin kedaulatan rakyat di era baru, Partai X menawarkan langkah-langkah konkret yang disesuaikan dengan prinsip perjuangannya:
- Mendorong Amandemen Kelima UUD 1945 untuk mengembalikan MPR sebagai penjamin kedaulatan rakyat yang sejati.
- Membangun Sistem Pendidikan Kebangsaan.
- Digitalisasi Pemerintahan dan Transparansi Publik, agar generasi muda dapat mengawasi dan berpartisipasi langsung dalam kebijakan negara.
- Mewujudkan Reformasi Hukum Berbasis Kepakaran, untuk memastikan keadilan tidak tunduk pada kekuasaan, tetapi berpihak pada rakyat.
- Membangun Ekonomi Inovatif Berbasis Rakyat, agar kreativitas Gen Z menjadi motor kemandirian nasional, bukan sekadar konsumsi digital.
Rinto menegaskan, masa depan bangsa tidak bisa diserahkan pada kekuasaan lama yang kehilangan arah moral. “Harapan bangsa kini ada di tangan generasi muda yang berpikir jernih, berjiwa merdeka, dan berhati nurani,” katanya.
Ia menambahkan, kedaulatan rakyat harus dihidupkan kembali melalui keberanian generasi baru melawan kebijakan yang menindas dan sistem yang menyesatkan.
“Ketika negara kehilangan arah, generasi muda harus menjadi kompas moral bangsa,”pungkasnya.
