beritax.id – Pemerintah akan memperkenalkan secara serentak Sekolah Garuda pada Rabu (8/10), sebuah inisiatif pendidikan unggulan yang digagas Presiden Prabowo Subianto untuk memperluas kesempatan anak-anak Indonesia menembus kampus terbaik dunia.
“Sekolah Garuda menjadi penyempurna orkestrasi transformasi pendidikan,” ujar Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Stella Christie, dalam rilis Badan Komunikasi Pemerintah (Bakom RI), Selasa (7/10/2025).
Program ini akan diluncurkan di 16 titik seluruh Indonesia 12 Sekolah Garuda Transformasi dan 4 Sekolah Garuda Baru. Pemerintah menargetkan hingga 2029 dapat membina 80 sekolah transformasi dan membangun 20 sekolah baru.
Partai X: Pendidikan Unggul Harus Disertai Keadilan Sosial
Menanggapi hal tersebut, Anggota Majelis Tinggi Partai X sekaligus Direktur X Institute, Prayogi R. Saputra, mengingatkan agar visi besar pendidikan tidak berhenti di ruang kelas semata.
“Tugas negara itu tiga loh melindungi rakyat, melayani rakyat, dan mengatur rakyat. Sekolah unggulan bagus, tapi kalau rakyat tetap miskin, itu bukan kemajuan, itu kesenjangan yang dibungkus rapih,” ujarnya tegas.
Menurutnya, Sekolah Garuda harus menjadi instrumen keadilan sosial, bukan simbol eksklusivitas pendidikan. “Anak pintar tanpa kesejahteraan rakyat di sekitarnya hanya jadi saksi ketimpangan. Pendidikan unggul harus berjalan beriringan dengan pemerataan ekonomi,” katanya.
Prayogi menilai semangat membangun Sekolah Garuda seharusnya diikuti dengan perbaikan kualitas hidup keluarga siswa di daerah tertinggal. “Jangan cuma mencetak sarjana dunia, tapi gagal membangun rumah yang layak bagi rakyatnya sendiri,” tambahnya.
Prinsip Partai X: Pemerintah Adalah Pelayan Rakyat, Bukan Penguasa Pendidikan
Partai X berpegang teguh pada prinsip bahwa negara dibangun di atas wilayah, rakyat, dan pemerintah yang berwenang menjalankan kekuasaan secara efektif, efisien, dan transparan demi terwujudnya keadilan dan kesejahteraan rakyat.
Dalam konteks pendidikan, pemerintah bukan sekadar penyelenggara sistem belajar, tetapi pengelola masa depan rakyat. “Pendidikan itu bukan proyek pencitraan, tapi tanggung jawab kenegaraan untuk menyejahterakan seluruh lapisan bangsa,” tegas Prayogi.
Ia menilai Sekolah Garuda bisa menjadi tonggak sejarah jika dijalankan berdasarkan prinsip keadilan dan keterbukaan. “Kalau sekolah unggulan hanya bisa diakses yang beruntung, maka kata ‘Garuda’ kehilangan maknanya sebagai simbol kebangsaan,” ucapnya.
Solusi Partai X: Sekolah Garuda Harus Jadi Pusat Kemandirian Rakyat
Untuk menjadikan Sekolah Garuda bukan sekadar program penguasa, Partai X menawarkan beberapa langkah konkret yang berpijak pada prinsip kesejahteraan dan keberpihakan rakyat:
- Integrasi Pendidikan dengan Ekonomi Rakyat.
- Digitalisasi Transparan dalam Seleksi dan Pendanaan.
- Reformasi Kurikulum Nasional.
- Musyawarah Kenegarawanan Pendidikan.
- Pendidikan Gratis hingga Tuntas untuk Daerah Terpencil.
Penutup: Sekolah Unggul Harus Mengangkat Martabat Rakyat
Partai X menilai, Sekolah Garuda merupakan langkah strategis membangun sumber daya manusia unggul, namun keberhasilan program ini hanya dapat diukur dari sejauh mana kesejahteraan rakyat ikut meningkat.
“Kalau sekolah Garuda cuma melahirkan sarjana hebat tapi rakyat sekitarnya tetap lapar, maka negara gagal melayani,” ujar Prayogi R. Saputra.
Ia menutup dengan pesan tajam:
“Bangunlah sekolah unggul yang tidak hanya mencerdaskan otak, tapi juga menyehatkan dapur rakyat. Karena bangsa yang berpendidikan sejati adalah bangsa yang sejahtera, bukan sekadar berijazah.”